Jumat, 13 April 2012

TIDAK ADA ‘BENDA MATI’ DI ALAM SEMESTA

SUDAH lama saya ‘curiga’, bahwa di alam semesta ini tidak ada benda mati. Apa yang kita sebut sebagai benda mati itu agaknya adalah ‘makhluk hidup’. Cuma, karena derajat kehidupannya yang sedemikian 'rendah', kita mengira ia tidak hidup. Padahal, seluruh alam semesta ini sebenarnya telah diliputi oleh Ruh Kehidupan yang menggiringnya menuju suatu tujuan tertentu.

Manusia adalah makhluk hidup. Sebagaimana hewan dan tumbuhan juga adalah makhluk hidup. Penyusun terkecil dari makhluk hidup itu adalah sel. Pada tingkat ini, sel disepakati oleh para ahli biologi sebagai unit terkecil kehidupan. Lebih kecil dari sel, yakni molekul, sudah dikategorikan sebagai benda mati. Apalagi atom dan partikel-partikel penyusunnya.Tapi, terus terang saya curiga, jangan-jangan molekul, atom dan partikel-partikel itu adalah benda hidup juga.

Sesuatu dikatakan sebagai makhluk hidup jika memiliki ciri-ciri kehidupan. Diantaranya yang paling dasar adalah: bergerak, bereaksi, bertumbuh, berkembang biak, dan punya tujuan. Kalau soal ‘bergerak’, saya kira kita sudah sama-sama tahu bahwa TIDAK ADA benda DIAM di seluruh alam semesta. Mulai dari yang mikroskopik sampai makroskopik, semuanya bergerak. Gunung yang kelihatan diam itu pun sebenarnya sedang bergerak seiring dengan rotasi bumi.

Apalagi molekul-molekul, atom-atom, dan partikel-partikel, semuanya sedang bergerak dan bergetar-getar. Jadi, untuk ciri yang pertama ini, semua ‘benda mati’ sudah memenuhi syarat makhluk hidup. Yang kedua, ‘bereaksi’. Saya kira kita juga tahu bahwa semua benda memberikan ‘reaksi’ dalam skala yang berbeda-beda. Sehingga dalam ilmu Fisika yang membahas tentang benda-benda mati pun dikenal adanya hukum ‘aksi-reaksi’.

Dan pada kenyataannya, memang benda-benda di sekitar kita ini memberikan reaksi. Gunung memberikan reaksi. Lempeng bumi memberikan reaksi. Awan, angin, laut, suhu, tekanan, dan semua variable-variabel yang kita kenal sebagai makhluk mati itu selalu memberikan reaksi. Tentu saja dalam bentuk yang berbeda dengan manusia, hewan dan tumbuhan.

Yang ketiga, ciri bertumbuh dan berkembang biak. Apakah gunung-gunung bertumbuh? Tentu saja. Mulai dari awal mula pembentukannya, sampai kini menjulang tinggi di angkasa. Gunung Himalaya pun sampai sekarang tetap bertambah tinggi beberapa sentimeter di ujung Mount Everest. Demikian pula bebatuan, mereka bertumbuh dan berkembang-biak, sejak awal penciptaan Bumi dimana ‘gas percikan matahari’ ini membeku menjadi Bumi. Lantas, mengendap sebagai bebatuan keras, kemudian melapuk seiring waktu, tekanan, suhu, erosi, dan abrasi menjadi beribu-ribu jenis batu di muka bumi.

Lebih mendasar lagi, apakah seluruh benda di alam semesta ini bertumbuh dan berkembang biak? Tentu saja. Perhatikanlah sejarah munculnya segala macam benda. Awalnya cuma lautan energi sop kosmos di pusat alam semesta. Kemudian berkembang dan bertumbuh menjadi quark, bertumbuh dan berkembang menjadi partikel-partikel dasar, berlanjut menjadi ratusan jenis atom, kemudian membentuk molekul-molekul yang jumlahnya jauh lebih banyak lagi, dan akhirnya membentuk segala macam benda di alam semesta ini.

Ternyata seluruh benda mati itu bertumbuh dan berkembang biak sepanjang miliaran tahun penciptaannya. Tentu saja jangan meminta mereka berkembang biak seperti manusia, yaitu melalui kehamilan. Karena binatang dan tumbuhan pun berkembang biak dengan cara mereka sendiri-sendiri. Ada yang yang lewat telur. Ada yang lewat tunas. Lewat cangkok dan setek. Atau, bahkan cuma ditancapkan ke tanah. Atau, seperti makhluk-mahluk bersel satu yang membelah diri secara duplikasi.

Benda mati bertumbuh dan berkembang biak dengan caranya sendiri. Tetapi lihatlah, mereka telah beranak-pinak sepanjang usia dan sejarah ‘kehidupannya’. Siapa bilang mereka mati..? :) Bahkan, mereka juga punya ‘tujuan hidup’.

Partikel-partikel graviton punya ‘tujuan hidup’ agar seluruh benda-benda langit tidak tercerai berai sehingga bertabrakan satu sama lain secara massal. Ia bertanggungjawab untuk mengikat alam semesta dengan gaya gravitasi. Partikel-partikel foton punya ‘misi’ dan ‘tujuan hidup’ agar seluruh benda-benda bermuatan listrik bisa berinteraksi. Sehingga terbentuk atom, molekul, termasuk badan manusia dan mekanisme kerja otak kita yang berbasis pada sinyal-sinyal listrik.

Tanpa adanya foton yang merangkai benda secara kelistrikan, triliunan sel dan organ-organ tubuh manusia tidak bisa bekerja. Anda tak akan bisa berpikir dan beraktifitas apa pun. Bahkan, tubuh kita bakal buyar, karenanya. Tak ada atom, tak ada molekul, tak ada sel. Sungguh sebuah ‘misi hidup’ yang bukan main strategisnya, yang dibawa oleh partikel Foton.

Partikel-partikel Gluon dan Boson malah lebih strategis lagi. Karena mereka 'berkarya' di level inti atom dan pembentukan partikel sub atomik. Yaitu yang disebut sebagai gaya nuklir kuat dan gaya nuklir lemah. Tanpa mereka tidak bakalan ada penyusun inti atom seperti proton dan neutron. Dan inti atom pun bakal pecah berhamburan. Dengan kata lain, alam semesta ini tidak terbentuk. Dan hanya berupa lautan energi belaka.

Woow, ternyata semua BENDA MATI punya ‘misi kehidupan’. Juga berkembangbiak. Juga bereaksi terhadap segala peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Juga selalu bergerak, dan lain-lain fungsi kehidupan. Hanya orang-orang yang terkungkung pada ‘kesombongan’ dan ‘pikiran sempit’ saja yang mengatakan semua ini tidak punya tujuan, tidak bergerak, tidak bereaksi, dan tidak berkembang biak. Ringkas kata tidak hidup, alias mati. Dan sebaliknya, orang-orang yang berpikir ‘out box’ bakal ‘bisa melihat’, bahwa ternyata semua ini adalah sebuah ORGANISME TUNGGAL. Bahwa ternyata Alam semesta adalah ORGANISME HIDUP yang sedang menjalankan misi kehidupannya..!

Seluruh komponen penyusunnya, mulai dari yang terkecil sampai kepada yang terbesar, semuanya adalah variable-variable hidup yang berkembang biak dan punya misi kehidupan parsial, untuk kemudian menyatu padu dalam misi universalnya. Karena itu jangan heran kalau Al Qur’an mengatakan seluruh alam semesta ini sebenarnya sedang BERTASBIH kepada Sang Pencipta Kehidupan…

QS. Al Israa’ (17): 44

LANGIT yang tujuh, BUMI dan semua yang ada di dalamnya BERTASBIH kepada Allah. Dan tak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi KAMU sekalian TIDAK MENGERTI tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.

Di ayat yang lain, Allah menceritakan bagaimana gunung-gunung dan burung-burung bertasbih bersama Nabi Daud. Di ayat yang lain lagi, Allah menyebut petir dan guruh juga sedang bertasbih, dan takut kepada Sang Penguasa Alam Semesta.

QS. Al Anbiyaa (21): 39

Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum; dan kepada masing-masing mereka (Daud & Sulaiman) telah Kami berikan hikmah dan ilmu. Dan telah Kami tundukkan GUNUNG-GUNUNG dan BURUNG-BURUNG, semua BERTASBIH bersama Daud. Dan Kamilah yang melakukannya.

QS. Saba’ (34): 10

Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud karunia dari Kami. "Hai gunung-gunung dan burung-burung, BERTASBIHLAH berulang-ulang bersama Daud", dan Kami telah melunakkan besi untuknya,

QS. Ar Ra’d (13): 13

Dan GUNTUR itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya…

Kenapa semua makhluk di seluruh penjuru alam semesta, bahkan alam semesta itu sendiri, bisa bereaksi, bergerak, berkembangbiak, dan punya misi kehidupan? Ya, karena mereka telah diliputi oleh Sang Ruh yang HIDUP. Sehingga, seluruh penjuru langit dan bumi menjadi terimbas sifat-sifat ‘Kehidupan-Nya’. Tentu, dalam skala yang berbeda-beda sesuai dengan desain penciptannya. Dalam skala makhluk dengan segala keterbatasannya...

QS. Al Baqarah (2): 255

Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia YANG HIDUP lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya SEGALA yang di LANGIT dan di BUMI. Tidak ada yang dapat memberi pertolongan di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui segala yang ada di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa pun dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Singgasana (Kekuasaan) Allah MELIPUTI langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.


Subhanallah, Walhamdulillah............